Zat Aditif
Apa itu zat aditif?
Zat aditif ada yang bersifat alami (diperoleh dari alam) dan ada yang buatan (sintetik). Zat aditif yang akan dibahas dalam blog ini adalah zat pewarna, zat pemanis, dan zat pengawet.
1. Zat Pewarna
Zat pewarna adalah zat yang ditambahkan untuk memperbaiki penampilan suatu makanan serta mempertegas warna suatu makanan. Zat pewarna digunakan untuk meningkatkan daya tarik makanan tersebut. Sering kita lihat jajanan berwarna mencolok di warung-warung atau di kantin sekolah. Nah warna yang mencolok itulah yang digunakan agar konsumen tertarik membeli makanan tersebut. Zat pewarna makanan ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintetik. Contoh penggunaan zat pewarna alami adalah warna kuning yang diperoleh dari kunyit, warna merah dari cabe, warna orange dari wortel, warna hijau dari daun pandan, dan sebagainya. Sedangkan zat pewarna sintetik adalah Tartrazine untuk warna kuning, Fast Green FCF untuk warna hijau, dan sebagainya.
Zat pewarna alami Sumber :idntimes.com |
Menggunakan bahan pewarna makanan secara berlebihan dapat menimbulkan penyakit. Penggunaan bahan pewarna makanan harus diuji terlebih dahulu keamanannya di Departemen Kesehatan. Bahan pewarna makanan tidak boleh menggunakan bahan pewarna plastik atau tekstil. Bahan pewarna yang digunakan untuk makanan harus benar-benar diuji keamanannya dan diizinkan penggunaannya pada makanan.
2. Zat Pemanis
Zat pemanis adalah zat yang digunakan untuk menambah rasa manis pada makanan. Zat pemanis ada yang bersifat alami dan ada yang bersifat sintetik. Zat pemanis alami berasal dari tebu, kelapa, aren, dan sebagainya. Sedangkan zat pemanis sintetik contohnya adalah sakarin, aspartam dan sebagainya. Zat pemanis buatan biasanya dikonsumsi oleh penderita diabetes untuk menggantikan zat pemanis alami.
3. Zat Pengawet
Zat pengawet adalah zat yang sengaja ditambahkan untuk menjaga ketahanan makanan dalam waktu yang lama. Kerusakan pada makanan dapat disebabkan oleh jamur, oleh karena itu pengawet berperan sebagai pencegah tumbuhnya jamur pada makanan agar makanan tidak cepat rusak. Pengawet juga ada yang bersifat alami dan ada yan bersifat buatan. Contoh pengawet alami adalah gula dan garam. Gula biasanya digunakan untuk mengawetkan makanan dalam bentuk manisan sedangkan garam biasanya digunakan untuk mengawetkan ikan (ikan asin). Sedangkan contoh pengawet buatan adalah asam cuka, asam fosfat, natrium benzoat, dan sebagainya.
Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Contohnya adalah etil butirat yang akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan, amil asetat yang akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang, dan amil valerat yang akan memberikan rasa dan beraroma seperti buah apel.
Selain zat penyedap di atas, terdapat zat penyedap makanan yang sering digunakan dan dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, contohnya MSG (monosodium glutamat). Penggunaan MSG yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Sedangkan zat penyedap alami adalah meliputi rempah-rempah, seperti cengkeh, kunyit, cabai, merica, dan sebagainya. Garam dan gula juga dapat digunakan sebagai penyedap makanan. Zat aditif dapat memiliki lebih dari satu fungsi, contohnya garam dapat berfungsi sebagai pengawet sekaligus penyedap makanan, daun pandan dapat berfungsi sebagai pewarna alami sekaligus pemberi aroma.
Selain zat penyedap di atas, terdapat zat penyedap makanan yang sering digunakan dan dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, contohnya MSG (monosodium glutamat). Penggunaan MSG yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
MSG Sumber : Vemale.com |
Sedangkan zat penyedap alami adalah meliputi rempah-rempah, seperti cengkeh, kunyit, cabai, merica, dan sebagainya. Garam dan gula juga dapat digunakan sebagai penyedap makanan. Zat aditif dapat memiliki lebih dari satu fungsi, contohnya garam dapat berfungsi sebagai pengawet sekaligus penyedap makanan, daun pandan dapat berfungsi sebagai pewarna alami sekaligus pemberi aroma.
Penggunaan zat aditif sintetik yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit, oleh karena itu kurangilah makan makanan kemasan, makanan siap saji, dan sebagainya. Penggunaan formalin sebagai pengawet dan boraks sebagai pengenyal daging pada makanan seperti bakso, mie, ikan, dan tahu sering ditemukan, padahal formalin dan boraks sangat berbahaya bagi tubuh. Selalu utamakan penggunaan zat aditif alami ketika memasak. Sayangi tubuhmu, mencegah lebih baik daripada mengobati!
Berikut adalah tayangan cara membedakan makanan yang menggunakan boraks dan formalin
Sumber:
Karim, Saeful, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII
Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurachmandani, Setya dan Samson Samsulhadi. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu)
Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Berikut adalah tayangan cara membedakan makanan yang menggunakan boraks dan formalin
Sumber:
Karim, Saeful, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar Untuk Kelas VIII.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII
Semester 1. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurachmandani, Setya dan Samson Samsulhadi. 2010. Ilmu Pengetahuan Alam (Terpadu)
Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Komentar
Posting Komentar